Ada di antara Mereka yang Kesulitan Melepaskan Diri dari Ketergantungan NAPZA dan yang Terkena Dampaknya.
Seorang perempuan muda datang ke kantor Yayasan Sekar Mawar (YSM) diantar oleh salah seorang temannya. Ia menceritakan adiknya, sebut saja Faris (bukan nama sebenarnya), yang sudah lama mengkonsumsi obat-obatan narkoba. Sejak duduk di bangku SMA, Faris sudah memakai ganja, waktu itu tidak begitu banyak menyusahkan keluarga, hanya sering berkumpul dengan teman-temannya. Sekitar empat tahun terakhir ini ia kedapatan mulai mengkonsumsi narkoba jenis lain, yaitu pil ditambah lagi dengan alkohol. Sejak itu ia mulai banyak bertingkah, sulit diatur, dan bersikap melawan.
Keluarga rupanya sudah mulai kewalahan dalam menasehati anak tersebut. Berbagai upaya telah dilakukan, diantaranya dengan mengirimkan anak tersebut ke kota lain dan memberinya usaha disana. Selain untuk memulai hidup baru, hal itu juga sekaligus untuk memisahkan dia dari lingkungan pergaulannya. Pada awalnya nampak ada perubahan yang positif pada diri Faris, namun sayang usahanya itu tidak berjalan mulus, ia merasa tidak berhasil sehingga akhirnya ia ditarik kembali lagi ke kota asalnya. Di kota asalnya ini ia bertemu lagi dengan teman-teman lamanya, dari situ ia kembali mengkonsumsi narkoba. Hidupnya makin tidak karuan, ia mudah emosi, sering bertengkar dengan ayahnya hingga melempar barang-barang di rumah. Nasehat ibunya sudah tidak dihiraukan, ia mulai membentuk genk-genk kecil, merekrut anak-anak yang lebih muda usianya. Dari cerita kakaknya juga diketahui bahwa Faris pernah dipenjara selama 6 bulan, ia mengaku kepada polisi bahwa dirinya memakai ganja. Ia pernah mengendarai motor dan jatuh dari jembatan layang, kuliahnya drop out alias tidak selesai, dan masih banyak lagi kesusahan lain yang ditimbulkannya.
Pada saat yang lain, Ibunya Faris datang ke YSM untuk memberi keterangan. Sang Ibu itu terlihat lelah namun tetap tegar menghadapi permasalahan yang sedang dihadapinya. Ia merasa sangat prihatin menghadapi anaknya dan berharap Faris bisa masuk ke Panti Rehabilitasi. Ia ingin agar tidak lagi mengkonsumsi narkoba dan dapat merubah perilakunya. Menurut Ibunya, sebetulnya Faris memiliki bakat dan ketrampilan, namun karena pengaruh lingkungan pergaulannya maka ia terjerumus dalam jerat narkoba. Perilaku Faris juga dipicu oleh hubungan yang tidak harmonis antara ayah dan anak. Ayahnya, yang seorang tentara, juga memiliki sifat keras kepala dan mudah marah. Ayahnya sering menyalahkan Ibunya bila ada sesuatu yang tidak beres di rumah atau pada diri anak-anaknya. Ibu itu hanya bisa bertegar hati dan memohon kekuatan dari Tuhan untuk menghadapi berbagai persoalan dalam keluarganya.
Demikianlah salah satu contoh kasus yang dihadapi oleh YSM saat ini. Banyak keluarga menjadi korban dari penyalahgunaan narkoba/NAPZA. NAPZA dan dampaknya dapat menghancurkan kehidupan orang itu sendiri dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Di dalam Therapeutic Community (TC), penyalahguna NAPZA dipandang sebagai orang yang mengalami kekacauan (disorder) secara menyeluruh, yang mempengaruhi setiap aspek dalam kehidupannya seperti : perilaku, kehidupan sosial, kondisi medis, cara berpikir (cognitif), pendidikan, dan ketrampilannya. Penyalahguna NAPZA biasanya tidak memiliki kejujuran dalam kata dan perbuatan, tidak ada tanggungjawab & kepedulian pada orang lain, rasa percaya diri yang rendah, emosinya labil, tidak produktif atau memiliki etos kerja yang rendah, tidak mampu mengenal diri sendiri dan dunia di sekitarnya.
Orang-orang seperti Faris saat ini jumlahnya tidak sedikit dan kian hari kian bertambah jumlahnya. Situasi ini juga dibayang-bayangi oleh ancaman besar yaitu maraknya jaringan peredaran narkoba di masyarakat. Mereka siap memangsa orang-orang yang bermasalah, yang tidak percaya diri, yang lemah mental dan spiritualnya. NAPZA dan dampaknya telah menghancurkan sendi-sendi kehidupan dan nilai-nilai kemanusiaan. Manusia, yang pada dasarnya baik, telah kehilangan akal budi, hati nurani, dan kebebasan yang hakiki.
Yayasan Sekar Mawar (YSM) terpanggil untuk ikut serta mengatasi persoalan NAPZA yang terbukti telah memerosotkan nilai-nilai kemanusiaan itu. Dengan metode Therapeutic Community, YSM mencoba untuk memberikan kontribusi bagi pulihnya mereka yang mengalami ketergantungan, dan bagi kembalinya martabat kemanusiaan. Seperti yang tercantum dalam cita-cita yaitu : Dijiwai oleh semangat iman, pengharapan, dan kasih ikut serta mewujudkan masyarakat yang sehat secara fisik, mental, dansosial, terbebas dari ketergantungan NAPZA, dan hidup sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaannya. Karya-karya pelayanan yang telah dilakukan oleh YSM diharapkan dapat menjadi sumbangan kecil yang dapat memberi arti bagi nilai kemanusiaan ini.
Semoga di hari Ulang Tahun ke-13 ini YSM semakin berdiri kokoh di tengah persoalan NAPZA yang makin mendera negeri ini.
Yayasan Sekar Mawar
Bandung, Maret 2013