Seorang pecandu Narkoba, misalnya alkohol, kokain, atau heroin, mempunyai karakteristik tertentu, salah satunya adalah mudah marah. Banyak pecandu mempunyai masalah dengan kemarahan ini, mereka mengekspresikannya dengan cara yang tidak benar. Kemarahan berkaitan erat dengan kekambuhan (relapse), banyak pecandu hanya mengetahui bahwa satu-satunya cara untuk mengungkapkan kemarahan adalah dengan mengkonsumsi narkoba, mereka memakai (narkoba) kembali untuk menutupi perasaan mereka. Seseorang yang tidak bisa mengekspresikan kemarahan dengan cara yang sehat, terpaksa menggunakan narkoba ataupun alkohol dalam jumlah yang banyak untuk mengatasi perasaan yang kuat ini. Hal inilah yang akhirnya membuat mereka berada dalam lingkaran yang destruktif. Oleh karena itu jika ingin mencapai kondisi yang bersih narkoba (abstinence), maka sangat penting bagi seorang pecandu untuk belajar bagaimana cara mengendalikan kemarahan ini dengan cara yang positif.
Berbagai sebab mengapa para pecandu tidak dapat mengendalikan kemarahan secara benar :
- Mereka menyangkal atau menutupi perasaan marahnya menghadapi kejadian yang bersifat traumatik, misalnya pelecehan seksual anak, pemerkosaan, atau kematian orang yang dicintai. Mereka mengabaikan perasaan dan tanpa sadar hal itu justru membangkitkan kebencian dan kemarahan.
- Kecanduan itu sendiri menghalangi seseorang untuk mengekspresikan kemarahan dengan cara yang sehat.
- Seorang Pecandu secara tidak sadar telah belajar cara yang tidak sehat dalam mengekspresikan kemarahan melalui orangtua atau keluarga lain ketika mereka masih kecil.
- Dalam menghadapi suatu masalah, pecandu marah pada dirinya sendiri, tetapi mereka malah menyalahkan orang lain disekitarnya.
Pengaruh Narkoba terhadap Kemarahan
Seseorang pemakai narkoba, yang berusaha melarikan diri dari persoalan hidupnya, biasanya tidak berpikir bagaimana cara mengendalikan kemarahan, mereka bahkan menunjukkan kemarahan melalui berbagai cara yang negatif seperti :
- Terlalu agresif ketika marah : memukul, menendang, meninju atau mendorong orang lain untuk mengungkapkan rasa marahnya.
- Meneriakkan ancaman kekerasan
- Melakukan pemerasan emosional untuk menghukum orang lain. Mengabaikan orang yang dicintai dalam waktu yang lama tanpa mengemukakan alasannya
- Mencari cara untuk balas dendam terhadap seseorang yang menurut dia bersalah
Cara yang Tepat untuk Mengendalikan Kemarahan
Mengendalikan kemarahan bertujuan untuk dapat mengatasi perasaan marah tanpa jatuh kedalam pemakaian obat-obatan terlarang atau meminum alkohol. Ada beberapa cara yang benar untuk mengendalikan amarah, dengan cara ini kita dapat memperbaiki hubungan dengan orang lain bukan merusaknya.
- Tarik nafas dalam-dalam untuk penenangan diri dan mengevaluasi situasi. Cobalah untuk melihat dari sudut pandang orang lain.
- Belajar untuk mengekspresikan kemarahan secara produktif, yaitu dalam berkomunikasi kita bisa mengeluarkan pernyataan yang tidak defensif (bersifat mempertahankan dri).
- Hindari untuk mengeluarkan kata-kata ketika situasi menjadi makin panas. Hal ini memberi kesempatan untuk cooling down beberapa saat supaya dapat kembali ke situasi semula dengan lebih tenang dan rasional.
- Salurkan kemarahan itu secara fisik misalnya dengan berlari, memukul bantal atau karung.
- Ungkapkan kemarahan dengan cara yang kreatif, seperti menulis artikel atau melukis. Menggambar, melukis, ataupun menulis adalah cara yang baik untuk mengungkapkan kemarahan.
- Hindari situasi yang negatif dan orang yang dapat membuat marah, karena hal itu dapat mengantarkan kita pada kekambuhan (relapse).
Seorang Konselor Adiksi dalam program rehabilitasi yang baik dapat menolong untuk menemukan apa penyebab suatu kemarahan. Mereka dapat diajak bekerjasama dan mengevaluasi agar dapat mengendalikan emosi dengan baik. Jika kemarahan cenderung diekspresikan secara tidak sehat, maka Konselor dapat membantu untuk menemukan cara-cara positif dalam mengatasi berbagai tantangan dalam kehidupan.
Terjemahan dari “Anger and Addiction”
Yayasan Sekar Mawar
Therapeutic Community Center